Tuesday, July 3, 2012

Percaya ?

Pernakah di saat kamu merenung, ada sebuah pertanyaan seperti ini "Apakah Tuhan itu ada?" Di saat pertanyaan itu muncul, tanpa kita sadari, pertanyaan itu sedikit menggoyahkan iman kita. Sudahkah kamu menemukan jawabannya? Jika belum, cobalah baca dan renungkan ini :)
Tuhan itu ada, walaupun mungkin banyak dari kita yang belum pernah melihat-Nya secara langsung. Bagaimana mungkin aku mengatakan Tuhan itu ada padahal aku belum pernah melihatnya sekalipun ? Mari sini, aku tunjukkan bukti kehadiran Tuhan :)
  1.  Tanpa adanya Tuhan, apakah kehidupan kita akan berjalan ? Tidak. Karena Tuhan yang menciptakan & mengatur hidup kita. Percaya atau Tidak?
  2. Pernahkah kamu mengalami sebuah Rencana Tuhan yang Indah pada Waktunya ? Jika Iya, darimana kah datangnya rencana itu jika tidak dari Tuhan ? Percaya atau Tidak ?
  3. Yesus pernah bersabda "Karena engkau telah melihat Aku maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya" (Yoh 20 : 29) Percaya atau Tidak ?
  4. Ketika kamu sedang dalam masalah, Tuhan datang, menolongmu, walaupun yang datang bukan dalam wujud-Nya, melainkan dalam wujud orang lain. Contohnya kita ambil dari hal yang sederhana saja,  ketika kamu sedang di sekolah, lapar dan tidak membawa bekal, ada seorang temanmu datang membagi bekalnya denganmu. See? Itu Tuhan sedang datang menolong kamu :) Percaya atau Tidak ?
  5. Pernah baca Alkitab bukan? Dari kisah-kisahnya kita bisa melihat Tuhan itu ada. Percaya atau Tidak?
      
       
Masih belum bisa sepenuhnya menjawab pertanyaan di atas ? Baiklah, kita lihat pendapat dari teman-teman yang lain :)
 
Ketika aku bertanya apakah mereka percaya kepada Tuhan Yesus ? Mereka menjawab
  • Kak Gadis : "Percaya"
  • Audi : "Percaya"
  • Tiara : "Percaya"
  • Dicky : "Percaya"
  • Ricky : "Percaya"
Lalu, ketika aku bertanya apakah mereka pernah melihat Tuhan Yesus ? Mereka menjawab
  • Kak Gadis : "Belum"
  • Audi : "Belum"
  • Tiara : "Belum"
  • Dicky : "Belum"
  • Ricky : "Belum"
Dan, pada pertanyaan terakhir aku bertanya, bagaimana bisa percaya melihat saja belum pernah ? Mereka menjawab :  
  • Kak Gadis : "Dari injil - injil, terus kan ada kata - kata "Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya", dari situ aku percaya :)"
  • Audi : "Dari kisah - kisahnya"
  • Tiara : "Aku percaya karena Allah sendiri yang menunjukkan jalan buat aku percaya melalui Alkitab dan orang - orang di sekitarku, melalui alam juga :) Tapi menurutku Alkitablah yang paling menyatakan Yesus secara nyata, banyak ayat - ayat di alkitab yang menegaskan itu :)"
  • Dicky : "Karena aku percaya Dia ada"
  • Ricky : "Karena Saya percaya"
Dari lima orang teman ini saja kita sudah dapat menyimpulkan bahwa mereka percaya walaupun belum pernah melihat :) Percaya atau Tidak ?
Terkadang untuk percaya kita tidak memerlukan sebuah bukti atau wujud nyata namun kita membutuhkan  IMAN :)
Sudahkah anda percaya ? 












Sunday, July 1, 2012

John Sung Part 1 : Masa Kanak-kanak (1901-1909)

John Sung lahir di desa Hongchek, wilayah Hinghwa di Propinsi Fukien, Tiongkok Tenggara, pada tanggal 27 September 1901. Dialah anak ke-6 dari Pendeta Sung, pelayan firman di Gereja Metodis. Dan dialah anak pertama sesudah Nyonya Sung bertobat menjadi Kristen. Sebab itu sebelum lahir ia telah diserahkan kepada Allah untuk pelayanan-Nya, dan sesudah lahir, ia dinamai Yu-un (kasih karunia Allah). Kepalanya luar biasa besarnya dan bagian bawah mukanya kecil. Hal ini, juga karena anak itu mempunyai kulit hitam, yang tidak biasa bagi orang Tionghoa , menyebabkan ayahnya tidak begitu menyukainya. Lagi pula ia lahir pada waktu keluarga itu dilanda kemiskinan yang sangat parah. Bertambahnya seorang anak untuk diberi makan tidaklah menggembirakan sama sekali.

Pendeta Sung, ayahnya, adalah yang termuda dari empat bersaudara, yang pada tahun 1866 membentuk jemaat Kristen di desa mereka. Mereka semua adalah pemuda yang baru saja percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Seorang dari empat bersaudara itu menyerahkan sebuah kamar dalam rumahnya untuk tempat kebaktian. Saudara yang kedua mempunyai Kitab Injil Matius dan ia dapat membaca. Sumbangannya dalam kebaktian yang baru ini ialah membaca sebagian dari Kitab Injil. Peranan saudara yang ketiga ialah untuk berdoa sewaktu kebaktian. Saudara yang keempat mempunyai bakat berbicara, dan semua setuju ia yang jadi pengkhotbah walaupun ia baru berumur 16 tahun.

Kemudian empat bersaudara itu sepakat memutuskan, bahwa yang termuda akan dikirim ke Sekolah Tinggi Teologia di Foochow untuk belajar menjadi pendeta. Jadi pada suatu hari anak yang keempat itu berangkat ke ibukota, berjalan kaki melalui lembah-lembah yang hijau dan gunung-gunung yang ditumbuhi pohon-pohonan. Masa belajarnya di Foochow merupakan salah satu perjuangan kerohaniannya, karena barulah di sana pemuda itu menjadi 'kejadian baru' dalam Kristus melalui kelahiran kembali sesudah dua tahun belajar sia-sia. Sesudah tamat ia kembali ke Hinghwa, memulai pelayanan firman di antara petani di bukit-bukit dan lembah-lembah sekitar tempat tinggalnya.

Tantangan pertama terhadap kuasa gelap di Hinghwa terjadi tahun 1862 dengan masuknya Injil. Mula-mula seorang awam dari gereja daerah lain mengabarkan kabar kesukaan di sana. Lalu tahun 1887 terbentuklah jemaat kecil setempat yang pertama. Kemudian pekerjaan itu diteruskan oleh penginjil-penginjil Metodis, dan dengan menggabungkan diri kepada penginjil inilah Pendeta Sung mengabdi kepada Allah selama hidupnya.

Tujuh tahun sesudah meraih pangkat pendeta, Pendeta Sung menikah dengan seorang gadis dari anggota keluarga yang setia kepada agama Buddha. Kepada gadis ini ia telah ditunangkan sebelum ia lahir. Tapi perkawinan mereka secara Kristen, meskipun baru beberapa tahun kemudian Nyonya Sung bertobat dan menjadi Kristen. Kesembuhan yang sangat mengagumkan--setelah Nyonya Sung hampir meninggal saat melahirkan anaknya yang kelima yang 'lahir meninggal'--dipakai Allah menarik dia untuk mempercayai Juruselamat.

Pendeta Sung sering bepergian dan waktunya banyak disita oleh pekerjaannya sebagai pendeta. Tapi Nyonya Sung bekerja keras di sawah untuk menambah penghasilan keluarga itu. Timbul banyak pergumulan berat ketika keluarga itu bertambah besar. Sesudah kelahiran anaknya yang pertama, Pendeta Sung hampir terjebak dalam cobaan melepaskan tugas berat kependetaan di desa itu, dan menggantinya dengan jabatan ringan sebagai guru di kota. Tapi ketika ia berlutut berdoa Tuhan berbicara kepadanya, 'Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.' (Amsal 3:5). Seolah-olah suara itu berkata kepadanya, 'Hamba-Ku janganlah takut, engkau ada dalam tangan-Ku. Aku tahu kebutuhan keluargamu.'. Pengalaman inilah yang mengatasi persoalan itu, dan ia tidak pernah lagi menoleh ke belakang.

Pendeta Sung adalah seorang yang lekas marah, dan segera nampak bahwa anaknya, Yu-un, mewarisi tabiat itu. Setelah anak itu bertumbuh besar, selalu terjadi kesulitan antara ia dengan ayahnya. Tongkat bambu ayahnya sering dipakai untuk menghajar Yu-un, dan Yu-un mencari cara-cara licik untuk membalas. Pada suatu kali waktu Yu-un marah ia menabrakkan kepalanya menghantam buyung tanah sehingga buyung itu hancur. Pada pertistiwa lain ia melemparkan sebuah mangkuk berisi nasi panas  ke wajah adikknya laki-laki. Ia melukai adiknya itu dengan luka bakar dan memecahkan mangkuk. Takut akan hukuman yang dia tahu pasti akan datang, ia putuskan untuk melompat ke dalam sumur, suatu cara umum di Tiongkok untuk menjengkelkan keluarga. Tapi ia kalah cepat mengangkat tutup sumur itu dan hukuman berat pun menimpa dia. Suatu kali sesudah dipukuli, ia mengintip dari celah-celah kamar kerja ayahnya. Ia heran melihat ayahnya menangis. Lalu ia berlari dan berteriak menabrak pintu mendapatkan ayahnya. Yu-un berteriak, 'Apa yang terjadi, Ayah? Ayah menghukum aku, tapi aku tidak menangis. Mengapa ayah menangis?' Jawab ayahnya adalah pelajaran mengenai kasih sayang Allah.

Meskipun sekali-kali terjadi letusan-letusan kemarahan seperti ini, keluarga itu adalah keluarga yang berbahagia. Yu-un adalah anak laki-laki kedua dari 6 orang laki-laki, dan kakaknya perempuan ada 4 orang. Kira-kira tahun 1907 Pendeta Sung pindah bersama keluarganya ke kota Hinghwa karena dia diangkat menjadi Wakil Kepala Sekolah Alkitab Metodis di sana. Yu-un pada waktu itu berumur 6 tahun. Kecerdasannya mengagumkan. Ia hafal semua cerita yang didengarnya di Sekolah Minggu. Gurunya di Sekolah Minggu itu mencintai dan mengerti anak-anak. Pengaruhnya besar atas semua anak didiknya.

Di Sekolah Kristen di mana Yu-un disekolahkan, segera nampak bahwa ia mempunyai kecerdasan yang luar biasa. Ini menyenangkan hati ayahnya. Anak-anak sekolah, seperti anak-anak sekolah di setiap negeri, mempunyai nama sindiran yang diberikan oleh teman-temannya kepada mereka. Yu-un adalah si 'Kepala Besar'. Kepala Yu-un tidak pernah dicukur sesuai kebiasaan Tionghoa pada zaman itu, dan rambutnya yang tak teratur membuat kepalanya kelihatan lebih besar dari yang sebenarnya.

Tiba-tiba keluarga Sung ditimpa kesedihan besar. Suatu sore sepulang sekolah, Yu-un menjumpai orangtuanya menangisi mayat kakaknya perempuan yang paling muda.

'Ke mana orang pergi sesudah mati, Ayah?' tanya Yu-un. 'Kepada Tuhan Yesus!' jawab ayahnya. Tapi pada pikiran anak yang masih muda itu, seolah-olah itulah hari kiamat.

Dikutip dari  : John Sung, Obor Allah di Asia
Special Thanks to : Tante Sonya, yang membolehkan aku pinjam buku ini.. :D

Shout Out Time!! :D

Udah laamaaaa banget setelah terakhir aku ngepost di blog ini.. Kangen deh rasanya ngetik, nge-post n dapet feedback banyaak! :D Maklum, saya kan kelas 6 ;) Daripada basa-basi melulu, mendingan aku shout out blog temen temeen aja dehh :D

First, God Always Be #1 by : one of my best friend, Kenny!
emang sih pada dasarnya sama kayak blog ini.. tapi yg jelas, isinya ga sama persis + admin2 di sini ngedukung blog itu juga kok! ;)

Second, Wings to Fly by : admin di sini jugaa (n one of my best friend), Dara!
blog ini tuh isinya tentang kehidupannya sendiri.. :D

Third, SherinaPicoLife by : one of my best friend, Ein!
blog ini isinya tentang tips n trick buat main Pico World di facebook :D

Mmm.. kayaknya shout out nya segini aja deh, yg mau shout out, post di wall-ku atao comment di post ini! Bye! :D