Sunday, December 30, 2012

Why Should Jesus Be The Savior? (English Version)

This article begins with a question that may often perched on our minds. Why should Jesus be the Savior? Why is not Simon (Peter) - The Rock - the Savior? Why does not John the Baptist? Why did not Joseph? Let's discuss that question in depth! 

Have you ever seen a drowning man? Or maybe you sink? When someone is drowning, and "savior" comes, what should the rescuer have ? 
  • First, surely he must be able to swim. 
  • Second, surely he must be willing to sacrifice himself to save the sinking 
  • Third, surely he must know how about getting the sinking out of the water, back to the mainland.
That are the thing that must be owned by a person if want to save the sinking. 

People who rescue drowning people can describe Jesus that saves us from sin. The savior had no sin (can swim), willing to sacrifice (sacrifice), and the Savior who would surely get us from sin and restore us to the right path (rescue from the water)! 

If the above conditions read, at a glance it seems to be taking things easy. But, really HARD all if considered carefully. 

The first requirement, we have not sinned. Do we have no sin? NO, we are SINNERS! Although the first day we did not do anything that we think is sinful, we are still affected by the "curse" of sin! We will still be a sinner now and forevermore! The only human (at least who EVER been a human) is pure from sin is Jesus, the Son of God. So, we can be sure that Jesus PASS in the "First Term Test" ... 

The second condition, we must be willing to sacrifice for others. Sacrifice. It seems simple enough! We just live let our food be given to people with disabilities, and ... FINISHED! Eiitss! That's not what I mean. The purpose of "sacrifice" in the sentence is willing to give our lives to those who have sinned. WHAT?! Giving life?! Yeah, give life. In fact, if we unfortunately hurt by knife, the pain just like no mercy, but Jesus, through his pain due to hand's hole. Hiiiy! If me, i definitely do not want to get the pain. And, I'm sure you would not want too crucified! Once again, Jesus passed the "Second Term Test"! 

The third requirement, we must be willing to dispense others from sin and return to the right path of life. Hmm ... Come to think of it, it seems we can do this ... The Lord Jesus can do it, he was next to cross to forgive criminals and bring them to life on the right path, in Heaven there (oddly, this story exists only in the Gospel of Mark. Matthew and Luke even mentioned that the two robbers were denounced Jesus). Meaning, the "Third Term Test" and the Lord Jesus we can do it, so we get 1 point! 

Well, now is the time to determine the winner ... and the winner is the Lord Jesus, with 3 points, and the second is human (us) with 1 point! 

Well, now, you already understand, do not you, why should Jesus Be Savior? Of course, it's because Jesus met all the requirements to become a Savior! 

PS: Do not forget to do number 3! GBU! :) (Criticisms, suggestions, objections are received in the form of a comment on the bottom, not the e-mail)

Tuesday, October 16, 2012

John Sung Part 2 : Kebangunan Rohani di Hinghwa (1909-1913)

'Berdoalah untuk kebangunan rohani di Hinghwa!' Inilah anjuran sekaligus permohonan para utusan Injil di kita Hinghwa kepada teman mereka sesama Kristen. Tuhan menggerakkan hati dua orang wanita lanjut usia. Keduanya terus berdoa sampai mereka mendapat kepastian, bahwa akan terjadi pembaharuan oleh Roh Kudus di gereja Hinghwa. Mereka mendapat keyakinan dari Tuhan bahwa pekerjaan ini akan mulai pada Jumat Agung. Begitu yakinnya sehingga mereka menulis tentan hal ini dalam suatu surat kepada teman mereka di sana. Tapi surat itu terlambat dan baru sampai sesudah Paskah.

Pengkotbah di Hinghwa pada Jumat Agung itu tidak dikenal sebagai pengkotbah istimewa. Tapi dia taat mengikuti Tuhan dan menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada-Nya. Ketika ia menguraikan sengsara Juruselamat, hatinya sendiri hancur dan ia mulai menangis karena sadar akan keadannya sendiri yang pernuh dosa. Keyakinan seperti itu meluas kepada jemaat, dan tidak lama kemudian setiap orang sujud di hadapan Allah sambil menangis dan mengakui dosanya. Akibatnya, orang-orang yang bermuusuhan bertahun-tahun lamanya menjadi bersahabat. Gereja yang dimurnikan itu menjadi gereja yang bersaksi, dan dalam satu dua bulan terjadilah 3.000 pertobatan. Beberapa gedung gereja baru didirikanm dan orang-orang percaya di seluruh daerah Hinghwa beranjak ke tingkat kehidupan yang lebih kristiani.

Yu-un hadir pada pertemuan Jumat Agung itu dan ia tidak pernah melupakan khotbah pada hari itu. Peristiwa di Getsemani dilukiskan jelas. Kesengsaraan Juruselamat sementara murid-murid-Nya tertidur nyenyak. Ketegaran Juruselamat menghadapi orang banyak yang beringas dipertentangkan dengan pengkhianatan Yudas.

Dikutip dari  : John Sung, Obor Allah di Asia
Special Thanks to : Tante Sonya, yang membolehkan aku pinjam buku ini.. :D

Tuesday, July 3, 2012

Percaya ?

Pernakah di saat kamu merenung, ada sebuah pertanyaan seperti ini "Apakah Tuhan itu ada?" Di saat pertanyaan itu muncul, tanpa kita sadari, pertanyaan itu sedikit menggoyahkan iman kita. Sudahkah kamu menemukan jawabannya? Jika belum, cobalah baca dan renungkan ini :)
Tuhan itu ada, walaupun mungkin banyak dari kita yang belum pernah melihat-Nya secara langsung. Bagaimana mungkin aku mengatakan Tuhan itu ada padahal aku belum pernah melihatnya sekalipun ? Mari sini, aku tunjukkan bukti kehadiran Tuhan :)
  1.  Tanpa adanya Tuhan, apakah kehidupan kita akan berjalan ? Tidak. Karena Tuhan yang menciptakan & mengatur hidup kita. Percaya atau Tidak?
  2. Pernahkah kamu mengalami sebuah Rencana Tuhan yang Indah pada Waktunya ? Jika Iya, darimana kah datangnya rencana itu jika tidak dari Tuhan ? Percaya atau Tidak ?
  3. Yesus pernah bersabda "Karena engkau telah melihat Aku maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya" (Yoh 20 : 29) Percaya atau Tidak ?
  4. Ketika kamu sedang dalam masalah, Tuhan datang, menolongmu, walaupun yang datang bukan dalam wujud-Nya, melainkan dalam wujud orang lain. Contohnya kita ambil dari hal yang sederhana saja,  ketika kamu sedang di sekolah, lapar dan tidak membawa bekal, ada seorang temanmu datang membagi bekalnya denganmu. See? Itu Tuhan sedang datang menolong kamu :) Percaya atau Tidak ?
  5. Pernah baca Alkitab bukan? Dari kisah-kisahnya kita bisa melihat Tuhan itu ada. Percaya atau Tidak?
      
       
Masih belum bisa sepenuhnya menjawab pertanyaan di atas ? Baiklah, kita lihat pendapat dari teman-teman yang lain :)
 
Ketika aku bertanya apakah mereka percaya kepada Tuhan Yesus ? Mereka menjawab
  • Kak Gadis : "Percaya"
  • Audi : "Percaya"
  • Tiara : "Percaya"
  • Dicky : "Percaya"
  • Ricky : "Percaya"
Lalu, ketika aku bertanya apakah mereka pernah melihat Tuhan Yesus ? Mereka menjawab
  • Kak Gadis : "Belum"
  • Audi : "Belum"
  • Tiara : "Belum"
  • Dicky : "Belum"
  • Ricky : "Belum"
Dan, pada pertanyaan terakhir aku bertanya, bagaimana bisa percaya melihat saja belum pernah ? Mereka menjawab :  
  • Kak Gadis : "Dari injil - injil, terus kan ada kata - kata "Berbahagialah orang yang tidak melihat namun percaya", dari situ aku percaya :)"
  • Audi : "Dari kisah - kisahnya"
  • Tiara : "Aku percaya karena Allah sendiri yang menunjukkan jalan buat aku percaya melalui Alkitab dan orang - orang di sekitarku, melalui alam juga :) Tapi menurutku Alkitablah yang paling menyatakan Yesus secara nyata, banyak ayat - ayat di alkitab yang menegaskan itu :)"
  • Dicky : "Karena aku percaya Dia ada"
  • Ricky : "Karena Saya percaya"
Dari lima orang teman ini saja kita sudah dapat menyimpulkan bahwa mereka percaya walaupun belum pernah melihat :) Percaya atau Tidak ?
Terkadang untuk percaya kita tidak memerlukan sebuah bukti atau wujud nyata namun kita membutuhkan  IMAN :)
Sudahkah anda percaya ? 












Sunday, July 1, 2012

John Sung Part 1 : Masa Kanak-kanak (1901-1909)

John Sung lahir di desa Hongchek, wilayah Hinghwa di Propinsi Fukien, Tiongkok Tenggara, pada tanggal 27 September 1901. Dialah anak ke-6 dari Pendeta Sung, pelayan firman di Gereja Metodis. Dan dialah anak pertama sesudah Nyonya Sung bertobat menjadi Kristen. Sebab itu sebelum lahir ia telah diserahkan kepada Allah untuk pelayanan-Nya, dan sesudah lahir, ia dinamai Yu-un (kasih karunia Allah). Kepalanya luar biasa besarnya dan bagian bawah mukanya kecil. Hal ini, juga karena anak itu mempunyai kulit hitam, yang tidak biasa bagi orang Tionghoa , menyebabkan ayahnya tidak begitu menyukainya. Lagi pula ia lahir pada waktu keluarga itu dilanda kemiskinan yang sangat parah. Bertambahnya seorang anak untuk diberi makan tidaklah menggembirakan sama sekali.

Pendeta Sung, ayahnya, adalah yang termuda dari empat bersaudara, yang pada tahun 1866 membentuk jemaat Kristen di desa mereka. Mereka semua adalah pemuda yang baru saja percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Seorang dari empat bersaudara itu menyerahkan sebuah kamar dalam rumahnya untuk tempat kebaktian. Saudara yang kedua mempunyai Kitab Injil Matius dan ia dapat membaca. Sumbangannya dalam kebaktian yang baru ini ialah membaca sebagian dari Kitab Injil. Peranan saudara yang ketiga ialah untuk berdoa sewaktu kebaktian. Saudara yang keempat mempunyai bakat berbicara, dan semua setuju ia yang jadi pengkhotbah walaupun ia baru berumur 16 tahun.

Kemudian empat bersaudara itu sepakat memutuskan, bahwa yang termuda akan dikirim ke Sekolah Tinggi Teologia di Foochow untuk belajar menjadi pendeta. Jadi pada suatu hari anak yang keempat itu berangkat ke ibukota, berjalan kaki melalui lembah-lembah yang hijau dan gunung-gunung yang ditumbuhi pohon-pohonan. Masa belajarnya di Foochow merupakan salah satu perjuangan kerohaniannya, karena barulah di sana pemuda itu menjadi 'kejadian baru' dalam Kristus melalui kelahiran kembali sesudah dua tahun belajar sia-sia. Sesudah tamat ia kembali ke Hinghwa, memulai pelayanan firman di antara petani di bukit-bukit dan lembah-lembah sekitar tempat tinggalnya.

Tantangan pertama terhadap kuasa gelap di Hinghwa terjadi tahun 1862 dengan masuknya Injil. Mula-mula seorang awam dari gereja daerah lain mengabarkan kabar kesukaan di sana. Lalu tahun 1887 terbentuklah jemaat kecil setempat yang pertama. Kemudian pekerjaan itu diteruskan oleh penginjil-penginjil Metodis, dan dengan menggabungkan diri kepada penginjil inilah Pendeta Sung mengabdi kepada Allah selama hidupnya.

Tujuh tahun sesudah meraih pangkat pendeta, Pendeta Sung menikah dengan seorang gadis dari anggota keluarga yang setia kepada agama Buddha. Kepada gadis ini ia telah ditunangkan sebelum ia lahir. Tapi perkawinan mereka secara Kristen, meskipun baru beberapa tahun kemudian Nyonya Sung bertobat dan menjadi Kristen. Kesembuhan yang sangat mengagumkan--setelah Nyonya Sung hampir meninggal saat melahirkan anaknya yang kelima yang 'lahir meninggal'--dipakai Allah menarik dia untuk mempercayai Juruselamat.

Pendeta Sung sering bepergian dan waktunya banyak disita oleh pekerjaannya sebagai pendeta. Tapi Nyonya Sung bekerja keras di sawah untuk menambah penghasilan keluarga itu. Timbul banyak pergumulan berat ketika keluarga itu bertambah besar. Sesudah kelahiran anaknya yang pertama, Pendeta Sung hampir terjebak dalam cobaan melepaskan tugas berat kependetaan di desa itu, dan menggantinya dengan jabatan ringan sebagai guru di kota. Tapi ketika ia berlutut berdoa Tuhan berbicara kepadanya, 'Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.' (Amsal 3:5). Seolah-olah suara itu berkata kepadanya, 'Hamba-Ku janganlah takut, engkau ada dalam tangan-Ku. Aku tahu kebutuhan keluargamu.'. Pengalaman inilah yang mengatasi persoalan itu, dan ia tidak pernah lagi menoleh ke belakang.

Pendeta Sung adalah seorang yang lekas marah, dan segera nampak bahwa anaknya, Yu-un, mewarisi tabiat itu. Setelah anak itu bertumbuh besar, selalu terjadi kesulitan antara ia dengan ayahnya. Tongkat bambu ayahnya sering dipakai untuk menghajar Yu-un, dan Yu-un mencari cara-cara licik untuk membalas. Pada suatu kali waktu Yu-un marah ia menabrakkan kepalanya menghantam buyung tanah sehingga buyung itu hancur. Pada pertistiwa lain ia melemparkan sebuah mangkuk berisi nasi panas  ke wajah adikknya laki-laki. Ia melukai adiknya itu dengan luka bakar dan memecahkan mangkuk. Takut akan hukuman yang dia tahu pasti akan datang, ia putuskan untuk melompat ke dalam sumur, suatu cara umum di Tiongkok untuk menjengkelkan keluarga. Tapi ia kalah cepat mengangkat tutup sumur itu dan hukuman berat pun menimpa dia. Suatu kali sesudah dipukuli, ia mengintip dari celah-celah kamar kerja ayahnya. Ia heran melihat ayahnya menangis. Lalu ia berlari dan berteriak menabrak pintu mendapatkan ayahnya. Yu-un berteriak, 'Apa yang terjadi, Ayah? Ayah menghukum aku, tapi aku tidak menangis. Mengapa ayah menangis?' Jawab ayahnya adalah pelajaran mengenai kasih sayang Allah.

Meskipun sekali-kali terjadi letusan-letusan kemarahan seperti ini, keluarga itu adalah keluarga yang berbahagia. Yu-un adalah anak laki-laki kedua dari 6 orang laki-laki, dan kakaknya perempuan ada 4 orang. Kira-kira tahun 1907 Pendeta Sung pindah bersama keluarganya ke kota Hinghwa karena dia diangkat menjadi Wakil Kepala Sekolah Alkitab Metodis di sana. Yu-un pada waktu itu berumur 6 tahun. Kecerdasannya mengagumkan. Ia hafal semua cerita yang didengarnya di Sekolah Minggu. Gurunya di Sekolah Minggu itu mencintai dan mengerti anak-anak. Pengaruhnya besar atas semua anak didiknya.

Di Sekolah Kristen di mana Yu-un disekolahkan, segera nampak bahwa ia mempunyai kecerdasan yang luar biasa. Ini menyenangkan hati ayahnya. Anak-anak sekolah, seperti anak-anak sekolah di setiap negeri, mempunyai nama sindiran yang diberikan oleh teman-temannya kepada mereka. Yu-un adalah si 'Kepala Besar'. Kepala Yu-un tidak pernah dicukur sesuai kebiasaan Tionghoa pada zaman itu, dan rambutnya yang tak teratur membuat kepalanya kelihatan lebih besar dari yang sebenarnya.

Tiba-tiba keluarga Sung ditimpa kesedihan besar. Suatu sore sepulang sekolah, Yu-un menjumpai orangtuanya menangisi mayat kakaknya perempuan yang paling muda.

'Ke mana orang pergi sesudah mati, Ayah?' tanya Yu-un. 'Kepada Tuhan Yesus!' jawab ayahnya. Tapi pada pikiran anak yang masih muda itu, seolah-olah itulah hari kiamat.

Dikutip dari  : John Sung, Obor Allah di Asia
Special Thanks to : Tante Sonya, yang membolehkan aku pinjam buku ini.. :D

Shout Out Time!! :D

Udah laamaaaa banget setelah terakhir aku ngepost di blog ini.. Kangen deh rasanya ngetik, nge-post n dapet feedback banyaak! :D Maklum, saya kan kelas 6 ;) Daripada basa-basi melulu, mendingan aku shout out blog temen temeen aja dehh :D

First, God Always Be #1 by : one of my best friend, Kenny!
emang sih pada dasarnya sama kayak blog ini.. tapi yg jelas, isinya ga sama persis + admin2 di sini ngedukung blog itu juga kok! ;)

Second, Wings to Fly by : admin di sini jugaa (n one of my best friend), Dara!
blog ini tuh isinya tentang kehidupannya sendiri.. :D

Third, SherinaPicoLife by : one of my best friend, Ein!
blog ini isinya tentang tips n trick buat main Pico World di facebook :D

Mmm.. kayaknya shout out nya segini aja deh, yg mau shout out, post di wall-ku atao comment di post ini! Bye! :D

Sunday, January 22, 2012

Mengapakah Harus Yesus yang Menjadi Juruselamat??

Artikel ini diawali dengan pertanyaan yang mungkin seringkali hinggap di pikiran kita semua. Mengapa harus Yesus yang menjadi Juruselamat? Mengapa bukan Simon (Petrus) -- Si Batu Karang -- yang menjadi Juruselamat? Mengapa bukan Yohanes Pembaptis? Mengapa bukan Yusuf? Mari kita bahas pertanyaan itu secara mendalam!

Pernahkah Anda melihat orang yang sedang tenggelam? Atau mungkin Anda sendiri yang tenggelam? Ketika seseorang tenggelam, dan "penyelamat" datang, apa saja yang harus dipunyai oleh "penyelamat" itu?
  1. Pertama, pasti orang itu harus bisa berenang.
  2. Kedua, pasti orang itu harus rela mengorbankan dirinya demi menyelamatkan orang yang tenggelam itu.
  3. Ketiga, pasti orang itu harus tahu cara bagaimana mengeluarkan orang itu dari air, kembali ke daratan.
Syarat-syarat itulah yang harus dimiliki seseorang jika mau menyelamatkan orang yang tenggelam itu.

Orang yang menyelamatkan orang tenggelam dapat menggambarkan Yesus yang menyelamatkan kita dari dosa. Juruselamat harus tidak berdosa (dapat berenang), rela berkorban (rela berkorban), dan Juruselamat pastilah orang yang mau mengeluarkan kita dari dosa dan mengembalikan kita ke jalan yang benar (mengeluarkan dari air)! 

Jika syarat-syarat di atas dibaca, sekilas itu sepertinya gampang-gampang saja. Tapi, sebenarnya SUSAAAAH sekali kalau diperhatikan baik-baik. 

Syarat yang pertama, kita harus tidak berdosa. Apakah kita tidak berdosa? TIDAK, kita SANGAT BERDOSA! Meskipun dalam 1 hari kita tidak melakukan perbuatan yang menurut kita berdosa, kita masih tetap terkena "kutukan" dosa itu! Kita masih akan menjadi seorang PENDOSA sekarang, dan sampai selama-lamanya! Satu-satunya manusia (paling tidak YANG PERNAH menjadi manusia) yang suci dari dosa adalah YESUS, Sang Anak Allah. Jadi, bisa dipastikan kalau Yesus LULUS dalam "Tes Syarat Pertama" ini...

Syarat yang kedua, kita harus rela berkorban demi sesama kita. Berkorban. Sepertinya gampang saja, ya! Kita hanya tinggal merelakan makanan kita diberikan kepada orang yang berkebutuhan, dan... SELESAI! Eiitss! Bukan itu yang dimaksud di sini. Maksud "berkorban" dalam kalimat itu adalah rela memberikan nyawa kita kepada orang-orang yang berdosa. WHAT?! Memberikan nyawa?! Iya, memberikan nyawa. Padahal, kita saja teriris pisau sudah sakitnya minta ampun, apalagi yang dialami Yesus, sampai tangannya bolong begitu. Hiiiy! Kalau aku sih sudah pasti tidak mau. Dan, aku yakin kalian juga pasti tidak mau juga disalib! Sekali lagi, Yesus melewati "Tes Syarat Kedua", nih!

Syarat yang ketiga, kita harus mau mengeluarkan orang lain dari dosa dan mengembalikannya ke jalan hidup yang benar. Hmm... Kalau dipikir-pikir, sepertinya kita bisa, deh, melakukan hal ini... Tuhan Yesus juga pasti bisa, dia sudah mengampuni penjahat di samping salibnya dan membuatnya hidup di jalan yang benar, di Surga sana (anehnya, kisah ini hanya ada dalam Injil Markus. Dalam Matius dan Lukas malah disebutkan bahwa kedua penyamun itu mencela Yesus). Berarti, dalam "Tes Syarat Ketiga" ini kita dan Tuhan Yesus dapat melakukannya, jadi kita mendapatkan 1 point!

Baik, sekaranglah saatnya untuk menentukan pemenangnya... dan pemenangnya adalah Tuhan Yesus, dengan point 3, dan di urutan kedua adalah manusia (kita) dengan perolehan nilai 1!

Nah, sekarang, Anda sudah mengerti, kan, mengapa harus Yesus yang Menjadi Juruselamat? Tentu, itu karena Yesus mencukupi semua syarat untuk menjadi seorang Juruselamat!

nb : Jangan lupa melakukan syarat nomor 3 ya! GBU! :) (kritik, saran, keberatan diterima dalam bentuk comment di bawah, bukan e-mail)

Sumber : Bible Class

Kiamat, Apa Benar??

Tahun 2011 lalu sempat digemparkan oleh suatu berita yang sangat, sangat, sangat, sangat mengejutkan! Kalender Suku Maya yang terkenal itu berhenti pada tanggal 21 Desember 2012! Banyak orang menafsirkan bahwa pada tanggal itulah dunia indah ini akan KIAMAT. Banyak orang-orang yang percaya pada tafsiran itu. Mungkin, mereka percaya karena Kalender Suku Maya ini sudah meramalkan banyak kejadian penting pada dunia ini (kalau tidak salah, lho, ya! ;)). Hmm... Mari kita teliti baik-baik berita ini terlebih dahulu!

Pertama-tama, pikirkan dulu segala kemungkinan penyebab kalender itu berhenti! Anda pasti pernah melihat acara jalan-jalan yang ditayangkan di saluran TV, bukan? Biasanya, "host" yang sedang mengunjungi suatu tempat pembuatan pasti akan mencoba membuatnya. Mungkin saja pada zaman itu sudah ada "penjelajah-penjelajah" seperti itu... Mereka mencoba membuat kalender itu dan karena suatu kesalahan, kalender ini berhenti di tanggal 21 Desember 2012... :)

Kedua, renungkan dulu apa maksud dari kata KIAMAT itu sebenarnya... Apakah itu kiamat secara menyeluruh (dunia, seperti dalam film 2012)? Ataukah itu hanya kiamat dalam Suku Maya saja (karena tidak ada lagi yang mau meneruskan budaya Suku Maya)? Atau mungkin saja kiamat dalam teknologi? Pendidikan? Atau apa? Ingat dulu, "ANYTHING IS POSSIBLE", tidak ada yang MUSTAHIL di dunia ini! Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN! Tidak ada yang mustahil dalam hidup kita, karena TUHAN selalu bersama kita, menyertai kita, dan memberkati kita di manapun kita berada, apapun dosa yang kita lakukan (tapi jangan pikir TUHAN itu tidak akan sedih jika kita berdosa, TUHAN malah merasa sedih sekali...)!

 Ketiga (dan yang terakhir), selalu ingat isi dari Wahyu 21 : 1-4, yaitu :
Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata : "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia, dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita sebab segala sesuatu yang lama telah berlalu."
Di balik rencana TUHAN, pasti ada sesuatu yang sangat indah! Dan itulah yang akan TUHAN berikan pada kita.

Dan satu lagi, ingat bahwa KIAMAT pasti akan terjadi suatu hari nanti. KIAMAT dapat terjadi sekarang, besok, lusa, satu minggu lagi, satu tahun lagi, satu abad lagi dan mungkin berjuta-juta tahun lagi! Tidak ada SEORANG PUN yang dapat mengetahui waktu yang telah TUHAN pilih sebagai hari di mana kita akan bertemu muka dengan muka dengan-Nya. Manusia itu seperti dokter, hanya dapat mengetahui seberapa sanggup manusia (dalam logika mereka) hidup di dunia ini. Ketika seorang dokter mengatakan bahwa lama hidup seseorang tinggal beberapa hari lagi, mungkin saja orang itu malah dapat bertahan hingga berbulan-bulan lamanya!

Karena tiada seorang pun yang tahu tentang hari KIAMAT sebenarnya, maka baiklah kita memulai mengintrospeksi diri di tahun 2012 yang baru berjalan beberapa hari ini! GBU! :D